Kamis, 31 Januari 2013

Mundur dari NasDem, Saiful Haq Jadi Aktivis HAM Lagi

Jakarta - Saiful Haq termasuk salah seorang yang mengundurkan diri dari Partai Nasdem bersama Hary Tanoe dan Ahmad Rofiq. Saiful yang di dalam DPP Partai NasDem menjabat sebagai wakil sekjen itu, menyatakan akan kembali ke kampus untuk mengajar dan aktivitasnya sebagai penggiat HAM.

"Saya tetap di kampus, ngajar dan kembali ke aktivitas saya di HAM," kata mantan Wasekjen Partai Nasdem, Saiful Haq usai jumpa pers, di Museum Adam Malik, di Jl Diponegoro 29, Jakpus, Senin (21/1/2013).

Menurutnya, soal keputusannya keluar dari Nasdem adalah sama seperti alasan Hary Tanoe dan Ahmad Rofiq, yaitu pandangan yang sama bahwa Nasdem sudah tidak sejalan dengan aturan yang digariskan dalam AD ART. Ia juga menepis kalau keputusannya itu karena ia loyalis Hary Tanoe.

"Kami prescon bareng karena platform dan prinsip yang sama untuk mundur dari Nasdem. Ini pandangan politik, kalau soal fatsun itu nggak ada," ucapnya.

"Dalam 2 minggu ini memang kami komunikasi intensif, terutama konten penguasaan dengan pak Surya Paloh. Tapi ya akhirnya negosiasi termasuk untuk posisi Sekjen, ketua umum majelis ditinggalkan pak Surya Paloh dan Pak Hary Tanoe masuk lain, konfigurasi itu tidak ada yang diterima pak Surya Paloh," lanjutnya.

Lebih jauh ia menuturkan keputusannya mengundurkan diri juga karena kelanjutan adanya konflik di Garda Nasdem. Saiful Haq sebagai Sekjen Garda Nasdem didepak dari kepengurusan karena dinilai tidak sejalan dengan konstitusi oleh DPP Garda Nasdem.

"Soal diberhentikan dari Garda Nasdem, ya pada akhirnya memang bersinggungan langsung karena DPP Garda Nasdem yang mengambil alih sementara saya menolak," kata Saiful.

Saat ditanya apakah ada kepengurusan lain yang ikut mundur dari Partai Nasdem, Saiful menyatakan mungkin saja, tapi saat ini tidak bisa dipastikan.

"Ini kan keputusan personal bukan organisasi, mungkin ada seperti DKI atau Jawa Barat. Kami tidak ada komunikasi, tapi mereka tanya mengapa menyatakan mengundurkan diri," ucapnya.

Apakah selanjutnya akan ikut Hary Tanoe dalam memilih partai politik?

"Saya coba berpikir untuk kekuatan politik, tapi di 2019. Kalau Pak Hary Tanoe ke partai lain saya nggak ikut, karena ini keputusan keluarnya sama. Bahwa pilihan setelah itu berbeda itu sah saja," jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar