Jumat, 08 Februari 2013

Kader GP Nasdem Sulteng Hengkang


mundur dari garda nasdem 
 
PALU (Suara Karya): Kemunduran para kader dan pengurus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) makin tak terbendung. Bagai menyatu dengan tsunami politik di internal parpol yang diambil alih Surya Paloh itu, para anggota Garda Pemuda (GP) Nasdem Sulawesi Tengah (Sulteng) ramai-ramai mundur dari organisasi kemasyarakatan yang menjadi sayap partai tersebut.

"Alasan kami sama dengan ribuan kader Nasdem di DKI Jakarta, Jawa Timur, Maluku, dan daerah lainnya. Yakni, karena kecewa dan sudah merasa tak nyaman berada di dalamnya," ujar Ketua Bidang II GP Nasdem Sulteng Muhammad Rivani, di Palu, Sulteng, Kamis (7/2).
Padahal, beberapa waktu sebelumnya, Ketua DPD I Partai Nasdem Provinsi Sulteng Yusuf Lakaseng, menyatakan mundur dari partai baru peserta Pemilu 2014 itu, juga karena merasa tak cocok. Rivani menyebutkan, kemunduran kader GP Nasdem itu, juga karena ada fenomena kepengurusan pimpinan pusat yang tak sejalan dengan pengurus di daerah. Dia mengatakan, ada pemaksaan kehendak kepada Ketua Umum GP Nasdem untuk mendukung Surya Paloh menjadi Ketua Umum Partai Nasdem.
"Garda Pemuda Nasdem adalah ormas, sehingga tak bisa dipaksa oleh pimpinan Partai Nasdem. Kalau maunya begitu, seharusnya diubah dulu AD/ART-nya," kata Rivani yang didampingi Ketua Bidang I GP Nasdem Sulteng Erwin Lakaseng.

Otoriter
Menurut dia, perbedaan itu biasa dalam alam demokrasi, tetapi kalau sudah ada satu komando, sikap otoriter dan pemaksaan dikhawatirkan bisa membunuh semangat dan kreativitas berdemokrasi. Dia mengatakan, mekanisme organisasi di Garda Pemuda Nasdem sudah tak berjalan baik, sehingga menjadikan ormas ini stagnan dan kurang dinamis.
"Yang jelas pengunduran diri kami tak ada kaitannya dengan kisruh antara Surya Paloh dan Hari Tanoesudibyo," kata Rivani. Dia menyebutkan, pengurus dan anggota Garda Pemuda Nasdem Sulteng saat ini sebanyak 94 orang. Sementara Ketua dan Wakil Garda Pemuda Sulteng saat ini masih bertahan di organisasi tersebut.

"Kami juga sudah berpamitan baik-baik kepada ketua, dan hal itu bukanlah suatu masalah besar," kata Rivani. Dia menuturkan, Ketua Garda Pemuda Nasdem Sulteng Indra Fuad, menganggap pengunduran diri itu sah-sah saja, dan merupakan hak setiap anggota. "Yang jelas hal itu tidak merusak hubungan persaudaraan kami, meski secara organisasi sudah berbeda," katanya.

Sementara itu, sebanyak 2.080.625 orang dari 2,6 juta jiwa lebih penduduk Provinsi Sulteng, tercatat dalam daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) sebagai pemegang hak suara pada Pemilu dan Pemilihan Presiden-Wapres (Pilpres) 2014.
Data DP4 tersebut diserahkan Gubernur Sulteng Longki Djanggola kepada Ketua KPU Sulteng Adam Malik, dan dilanjutkan penyerahan DP4 dari para bupati dan wali kota se-Sulteng kepada ketua KPU masing-masing dengan disaksikan Gubernur dan Ketua KPU Sulteng di Palu, Kamis (7/2).

Kepala Biro Pemerintahan Umum Pemprov Sulteng Wimboh Soenoko, melaporkan, bahwa data DP4 itu mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding DP4 2009, karena perkembangan penduduk yang cukup pesat baik karena kelahiran maupun migrasi (perpindahan penduduk).

"Potensi pemilih yang tumpang tindih sangat kecil karena pendataan DP4 ini dilakukan berdasarkan data penerbitan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-Elektronik)," katanya.
Meski demikian, tutur Wimbo, data tersebut tentu masih bisa berbeda dengan kenyataan di lapangan karena perubahan penduduk sangat cepat akibat kelahiran, perpindahan, kematian dan kedatangan (lampid). Gubernur Sulteng Longki Djanggola, dalam sambutannya, meminta seluruh pihak terkait mempersiapkan secara dini pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2014 agar tak ditemui banyak masalah dalam pelaksanaannya nanti.
Khusus kepada KPU Sulteng dan KPU kabupaten/kota, Longki meminta agar dalam menentukan daerah pemilihan (Dapil) memperhatikan dengan sungguh-sungguh saran dari pemeritnah daerah serta aspirasi partai-partai politik yang sangat cerewet dengan urusan dapil tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar