Senin, 16 November 2015

Pilkada dan Pelestarian Lingkungan



Pilkada dan Pelestarian Lingkungan
oleh : Munawar Tutuna (Ketua KPA Wanakapali)


Lahirnya kelompok organisasi masa yang bergerak dibidang minat bakat pencinta alam selalu didasari atas kesamaan cita cita anggotanya. Cita cita itu tak lain adalah berporos pada pelestarian lingkungan, baik itu diwilayah pegunungan maupun didaerah pesisir pantai atau laut. Begitupun dengan Kelompok Pencinta Alam (KPA) Wanakapali yang juga konsisten dengan program program kelestarian lingkungan, khususnya lingkungan dikabupaten Tojo una-una.

Dalam menghadapi momentum pilkada Touna 2015, KPA Wanakapali seakan tak ingin ketinggalan kereta atau tak ingin terbawa arus yang menyesatkan. KPA Wanakapali terus bergerilya dalam mencari kesamaan cita-cita bersama para Calon kandidat Bepati. Jika kita menengok kebeberapa pasangan kandidat, maka akan dengan mudah kita menemukan mana yang bersebrangan dengan cita-cita yang sudah dikemukakan diatas. Pasangan pasangan itu bahkan ada yang secara lugas berterus terang mengusung agenda “perkebunan sawit”, dan selebihnya masih dalam agenda malu-malu atau “terselubung”. Keterbukaan tentang agenda sawit bahkan sudah jauh hari telah dipertontonkan melalui iklan dibaliho yang menghiasi setiap sudut kota dan desa. Dengan dalih inilah jalan dalam upaya “menekan angka kemiskinan” didaerah ini. Penjahat lingkungan itu begitu lantang mengkampanyekan keharusan sawit, bahkan sampai mempekerjakan para mantan aktivis yang dulunya saat belum bertuan begitu garang menolak sawit. Karena tak tahan menderita, kini mereka hadir sebagai penggoda rakyat, agar rakyat takluk memilih dan mengiklaskan lahan pertaniannya ditanami sawit.
Lain sawit lain pula tambang, walaupun sama-sama berujung pada rusaknya lingkungan. Tambang yang dijadikan project primadona bagi penjahat lingkungan di beberapa daerah diluar touna, juga menggoda calon kandidat didaerah ini, walaupun saat ini masih dijadikan agenda terselubung. Tetapi indikasi ini perlahan bermunculan kepermukaan seiring dengan keluhan dibeberapa desa , yang desanya telah menjadi sasaran tambang, baik yang masih dalam tahap eksplorasi maupun sudah pada tahap eksploitasi. Sebut saja tambang yang berada didesa Betaua, Podi, Takibangke, Borneang,dan desa Marowo.
Jika desa desa itu sudah dirusaki hutan, sungai, dan gunungnya, maka tempat berpetualang dan wilayah eksistensi KPA Wanakapali dan kelompok lainnya akan semakin berkurang dan sempit. Terlebih jika kita menyinggung cita-cita dalam menjaga kelestarian alam dan seisinya.  Yang ada hanyalah onani para pencinta alam, jika proses ini hanya dibiarkan begitu saja terjadi tanpa ada perlawanan dan agenda politik tandingan.
Agenda politik tandingan yang dimaksud adalah terus melakukan kampanye pelestarian lingkungan dan menolak agenda-agenda perusak lingkungan yaitu sawit dan tambang . Bersatu dengan kekuatan yang sekawan dalam cita-cita, yang dalam membangun daerah lebih mengutamakan pemaksimalan program ramah lingkungan yang sudah berjalan. Sehingga kesejahteraan rakyat Touna terwujud tanpa mencampakan pelestarian lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar