Kalangan artis belakangan sering meramaikan bursa pencalegan setiap
menjelang pemilu. Di Pemilu 2014 mendatang, sejumlah nama muncul dan
berniat memutar profesinya menjadi politikus seperti Angle Lelga,
Arzetti Bilbina, Mandala Shoji, dan masih banyak lagi lainnya.
Menurut politikus senior PDIP sekaligus Wakil Ketua DPR Pramono Anung, seorang publik figur atau artis yang ingin nyaleg diperkirakan akan menghabiskan dana lebih dari Rp 350 juta.
"Lebih dari Rp 350 juta malahan. Kalau mereka sesumbar ke publik hanya habiskan Rp 350 juta saya tidak percaya. Contoh seperti Tantowi Yahya dia habis Rp 800 juta, bilang ke saya dan ke publik sama nilainya," ujar Pramono di Hotel Santika Premier, Jakarta, Selasa (30/4).
Pramono menambahkan, kalau untuk aktivis partai seperti Ketua Umum atau Sekjen akan merogoh uang dengan nilai yang sama. Sedangkan nilai paling mahal harus dibayar mereka yang berasal dari kalangan pengusaha.
"Para pengusaha yang tidak tertarik tiba-tiba berbondong-bondong menjadi caleg. Mereka paling mendapat nomor urut 6, 7, atau 8 tetapi banyak yang jadi. Mereka mengeluarkan dana minimal Rp 1,8 miliar tertinggi Rp 6 Miliar," katanya.
Dengan tingginya modal menjadi caleg, Pramono khawatir perekrutan ini akan menjadi sirkuit pemimpin. Jabatan tersebut nantinya akan menjadi alat untuk menumpuk kekayaan.
"Wajah pengusaha akan lebih banyak di 2014 dibanding 2009, sehingga kalau parpol ambil jalan pintas rekrut publik figur karena tuntutan kursi masih dibilang sah saja," jelas pria yang akrab disapa Pram ini.
Menurut politikus senior PDIP sekaligus Wakil Ketua DPR Pramono Anung, seorang publik figur atau artis yang ingin nyaleg diperkirakan akan menghabiskan dana lebih dari Rp 350 juta.
"Lebih dari Rp 350 juta malahan. Kalau mereka sesumbar ke publik hanya habiskan Rp 350 juta saya tidak percaya. Contoh seperti Tantowi Yahya dia habis Rp 800 juta, bilang ke saya dan ke publik sama nilainya," ujar Pramono di Hotel Santika Premier, Jakarta, Selasa (30/4).
Pramono menambahkan, kalau untuk aktivis partai seperti Ketua Umum atau Sekjen akan merogoh uang dengan nilai yang sama. Sedangkan nilai paling mahal harus dibayar mereka yang berasal dari kalangan pengusaha.
"Para pengusaha yang tidak tertarik tiba-tiba berbondong-bondong menjadi caleg. Mereka paling mendapat nomor urut 6, 7, atau 8 tetapi banyak yang jadi. Mereka mengeluarkan dana minimal Rp 1,8 miliar tertinggi Rp 6 Miliar," katanya.
Dengan tingginya modal menjadi caleg, Pramono khawatir perekrutan ini akan menjadi sirkuit pemimpin. Jabatan tersebut nantinya akan menjadi alat untuk menumpuk kekayaan.
"Wajah pengusaha akan lebih banyak di 2014 dibanding 2009, sehingga kalau parpol ambil jalan pintas rekrut publik figur karena tuntutan kursi masih dibilang sah saja," jelas pria yang akrab disapa Pram ini.
[lia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar