Oleh :RIEZKY APRILIA (Kiky)
Memasuki
sebuah tempat yang sebenarnya tidak asing bagi kita dengan membawa
sebuah idealisme harusnya lebih mudah, hanya setelah dipelajari dan
dirasakan membuat kita jadi bertanya-tanya "apakah memang ini watak
manusia yang sesungguhnya?".
Diawali
dengan sebuah keyakinan bahwa ini adalah sebuah tempat yang pas untuk
melakukan sebuah perubahan bagi orang banyak, membantu untuk memberikan
sebuah pencerahan bagi khalayak banyak sepertinya sangat sulit. Kami
memang sekelompok anak-anak muda yang punya visi dan misi untuk
mengembalikan kehidupan sosial bermasyarakat sesuai dengan hakikatnya,
hanya makin terasa sulit di saat orang-orang kebanyakan didalamnya
merasa mereka adalah representasi dari keinginan khalayak ramai itu.
Sebagai seorang ibu dari 2 (dua) orang anak laki-laki yang suatu saat
akan menjadi generasi penerus, tidak banyak yang bisa kulakukan kecuali
menjadi kebanggaan buat mereka melalui apa yang kukerjakan sekarang.
Harapan
sebuah arus perubahan besar dapat terjadi dengan sesuatu yang baru,
lingkungan baru dan sebuah komunitas baru, tapi hal itu sangat berat
untuk dilakukan karena terlalu banyak orang yang merasa apa yang mereka
lakukan adalah hal yang paling di atas yang paling, apa yang mereka
lakukan adalah apa yang diinginkan oleh masyarakat banyak... Is this
real?? Or Am I Just dreaming? Inikah manusia yang sebenarnya?
Disaat kita
mencoba melakukan sebuah pencerahan kepada masyarakat mengenai sebuah
idealnya kehidupan dijalani, masuklah kepentingan-kepentingan yang
mereka rasa ini adalah yang paling benar, segala sesuatunya terasa
janggal dan sia-sia. Kami memasuki dunia ini dengan hati dan niat yang
tulus untuk melakukan perubahan itu hanya semuanya "dirasuki" oleh
kepentingan-kepentingan duniawi orang-orang yang sebenarnya harus
mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka mulai. Masyarakat ini tidak
salah, mereka hanya ingin perbaikan dalam kehidupan mereka dengan cara
yang sebenar-benarnya, tapi alangkah jahatnya mereka memanfaatkan
keluguan mereka, memanfaatkan harapan mereka, kenapa mereka tidak
berpikiran sebaliknya, apabila mereka adalah masyarakat itu, apakah adil
buat mereka?. Mengembalikan segala sesuatunya ke diri kita adalah hal
yang paling bijak untuk dilakukan, bagaimana apabila kita yang di posisi
itu? bagaimana apabila hal itu terjadi kepada kita?
“Knowing your own darkness is the best method for dealing with the darknesses of other people.”
― C.G. Jung
Sebuah
ekspektasi menjadi sama-sama manusia yang "bodoh" di dalam tempat ini,
dengan harapan untuk sama-sama belajar dan berbagi untuk satu tujuan
memberikan perubahan yang besar bagi masyarakat adalah mustahil.
Pernyataan itu sangat beralasan, selama masih ada kepentingan pribadi
diatas kepentingan kelompok tidak akan pernah terealisasi masyarakat
yang maju, cerdas dan berbudaya bahkan jauh dari sejahtera karena terus
menerus dibodoh-bodohi. Apabila disadari kalimat ini:
“if there isn’t a them, there can’t be an us.”
mungkin tulisan ini tidak akan panjang, dan bahkan bukan berisi keresahan melainkan pujian. Harus diakui sulitnya
melakukan sebuah perubahan di saat semua orang merasa mereka yang
paling benar, mereka yang paling tau, mereka yang paling berjasa,
padahal yang dibutuhkan generasi penerus bangsa ini adalah sebuah
komitmen dan kebersamaan untuk menuju demokrasi yang lebih baik. Apakah
semua orang menikmati keadaan seperti ini? alangkah piciknya cara
berpikir segelintir orang yang merasa sudah merepresentasi kebanyakan
orang, perubahan itu datang dari sendiri, apakah kita sudah berbuat yang
terbaik untuk lingkungan terkecil yaitu keluarga kita....? selama untuk
lingkungan terkecil pun kita belum mampu untuk melakukan yang terbaik,
berarti jangan pernah berani mengklaim kita adalah representasi
kebanyakan orang, karena untuk lingkungan terkecil pun kita sudah gagal.
apa
yang kucari dari tempat ini bukanlah seperti orang-orang kebanyakan
diluar sana, tujuanku hanya satu, menjadi seorang ibu yang dibanggakan
oleh kedua anak-anaknya karena bukan jabatan, harta dan kekuasaan kita
yang dikenang orang tetapi perbuatan baik kita terhadap sesama yang
dikenang orang.
Berbagi
dengan hati, bukan dengan tujuan tertentu. Mungkinkah akhir zaman telah
dekat karena semakin banyak orang rakus akan semua hal, hingga mereka
merasa dirinyalah yang paling dan paling.... Saling menuduh dan
menjatuhkan sesuatu yang mereka tidak pernah tau kebenarannya, hanya
karena duniawi.
Alhamdulillah
Ya Allah... Selalu aku diingatkan melalui tangan-tangan kecil
anak-anaku bahwa keberhasilan dalam hidupku adalah membentuk anak-anakku
menjadi anak-anak yang mampu mandiri, cerdas dan berbuat baik terhadap
sesama tanpa motivasi apapun selain membantu dan ikut merasakan apa yg
dirasakan orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar