PALU
(Suara Karya): Kemunduran para kader dan pengurus Partai Nasional Demokrat
(Nasdem) makin tak terbendung. Bagai menyatu dengan tsunami politik di internal
parpol yang diambil alih Surya Paloh itu, para anggota Garda Pemuda (GP) Nasdem
Sulawesi Tengah (Sulteng) ramai-ramai mundur dari organisasi kemasyarakatan
yang menjadi sayap partai tersebut.
"Alasan kami sama dengan ribuan kader Nasdem di DKI
Jakarta, Jawa Timur, Maluku, dan daerah lainnya. Yakni, karena kecewa dan sudah
merasa tak nyaman berada di dalamnya," ujar Ketua Bidang II GP Nasdem
Sulteng Muhammad Rivani, di Palu, Sulteng, Kamis (7/2).
Padahal, beberapa waktu sebelumnya, Ketua DPD I Partai
Nasdem Provinsi Sulteng Yusuf Lakaseng, menyatakan mundur dari partai baru
peserta Pemilu 2014 itu, juga karena merasa tak cocok. Rivani menyebutkan,
kemunduran kader GP Nasdem itu, juga karena ada fenomena kepengurusan pimpinan
pusat yang tak sejalan dengan pengurus di daerah. Dia mengatakan, ada pemaksaan
kehendak kepada Ketua Umum GP Nasdem untuk mendukung Surya Paloh menjadi Ketua
Umum Partai Nasdem.
"Garda Pemuda Nasdem adalah ormas, sehingga tak bisa
dipaksa oleh pimpinan Partai Nasdem. Kalau maunya begitu, seharusnya diubah
dulu AD/ART-nya," kata Rivani yang didampingi Ketua Bidang I GP Nasdem
Sulteng Erwin Lakaseng.
Otoriter
Menurut dia, perbedaan itu biasa dalam alam demokrasi,
tetapi kalau sudah ada satu komando, sikap otoriter dan pemaksaan dikhawatirkan
bisa membunuh semangat dan kreativitas berdemokrasi. Dia mengatakan, mekanisme
organisasi di Garda Pemuda Nasdem sudah tak berjalan baik, sehingga menjadikan
ormas ini stagnan dan kurang dinamis.
"Yang jelas pengunduran diri kami tak ada kaitannya
dengan kisruh antara Surya Paloh dan Hari Tanoesudibyo," kata Rivani. Dia
menyebutkan, pengurus dan anggota Garda Pemuda Nasdem Sulteng saat ini sebanyak
94 orang. Sementara Ketua dan Wakil Garda Pemuda Sulteng saat ini masih
bertahan di organisasi tersebut.
"Kami juga sudah berpamitan baik-baik kepada ketua, dan
hal itu bukanlah suatu masalah besar," kata Rivani. Dia menuturkan, Ketua
Garda Pemuda Nasdem Sulteng Indra Fuad, menganggap pengunduran diri itu sah-sah
saja, dan merupakan hak setiap anggota. "Yang jelas hal itu tidak merusak
hubungan persaudaraan kami, meski secara organisasi sudah berbeda,"
katanya.
Sementara itu, sebanyak 2.080.625 orang dari 2,6 juta jiwa
lebih penduduk Provinsi Sulteng, tercatat dalam daftar penduduk potensial
pemilih pemilu (DP4) sebagai pemegang hak suara pada Pemilu dan Pemilihan
Presiden-Wapres (Pilpres) 2014.
Data DP4 tersebut diserahkan Gubernur Sulteng Longki
Djanggola kepada Ketua KPU Sulteng Adam Malik, dan dilanjutkan penyerahan DP4
dari para bupati dan wali kota se-Sulteng kepada ketua KPU masing-masing dengan
disaksikan Gubernur dan Ketua KPU Sulteng di Palu, Kamis (7/2).
Kepala Biro Pemerintahan Umum Pemprov Sulteng Wimboh
Soenoko, melaporkan, bahwa data DP4 itu mengalami peningkatan cukup signifikan
dibanding DP4 2009, karena perkembangan penduduk yang cukup pesat baik karena
kelahiran maupun migrasi (perpindahan penduduk).
"Potensi pemilih yang tumpang tindih sangat kecil
karena pendataan DP4 ini dilakukan berdasarkan data penerbitan kartu tanda
penduduk elektronik (KTP-Elektronik)," katanya.
Meski demikian, tutur Wimbo, data tersebut tentu masih bisa
berbeda dengan kenyataan di lapangan karena perubahan penduduk sangat cepat
akibat kelahiran, perpindahan, kematian dan kedatangan (lampid). Gubernur
Sulteng Longki Djanggola, dalam sambutannya, meminta seluruh pihak terkait
mempersiapkan secara dini pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2014 agar tak ditemui
banyak masalah dalam pelaksanaannya nanti.
Khusus kepada KPU Sulteng dan KPU kabupaten/kota, Longki
meminta agar dalam menentukan daerah pemilihan (Dapil) memperhatikan dengan
sungguh-sungguh saran dari pemeritnah daerah serta aspirasi partai-partai
politik yang sangat cerewet dengan urusan dapil tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar