Senin, 11 Februari 2013

Kehamilan Tak Bisa Dicegah dengan Semprotkan Cairan ke Vagina

 
Jakarta, Kurangnya pemahaman masyarakat membuat banyak orang masih percaya mitos bahwa tindakan tertentu dapat mencegah kehamilan saat berhubungan seks tanpa kontrasepsi. Yang masih dipercaya salah satunya adalah menyemprotkan cairan tertentu pada vagina.

Douching adalah tindakan menyemprotkan cairan ke dalam vagina untuk membersihkan saluran vagina. Ada mitos umum menyebutkan menggunakan douche (semprotan air obat) akan mencegah kehamilan.

"Tidak benar, itu mitos. Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat karena kurangnya pemahaman, termasuk menyemprot vagina setelah bercinta bisa mencegah kehamilan itu juga tidak benar," tegas Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), dokter kandungan dari RSCM, saat dihubungi detikHealth, Rabu (5/2/2013).

Hal yang sama juga diyakini oleh Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG (K), Ketua Asia Pacific Council of Contraception (APCOC). Menurutnya, pada waktu melakukan hubungan seks, air mani yang dikeluarkan oleh seorang pria mengandung sekitar 200 juta spermatozoa (bibit pria). Spermatozoa ini bergerak menuju uterus (rahim).

"Apakah semprotan air obat dapat mematikan spermatozoa atau mencegah spermatozoa masuk ke rahim? Kemungkinan besar tidak efektif," jelas Prof Biran pada detikHealth.

Dr. Andri Wanananda MS, seksolog dari pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, juga menjelaskan bahwa kecepatan sperma melesat pada saat ejakulasi pria adalah 31 mile per hour (31 mil per jam). Artinya kecepatan sperma lebih cepat dibandingkan dengan lompatan seekor jaguar.

"Menyemprotkan cairan kimia atau cuka (ke vagina), akan kalah cepat dengan melesatnya sel jantan (spermatozoa) ke dalam rahim untuk bersatu dengan ovum (sel betina) pada saluran tuba," papar Dr Andri.

Menyemprotkan air, cuka atau bahan kimia lainnya ke dalam vagina tidak hanya akan tidak mencegah kehamilan, tetapi bahkan dapat menyebabkan masalah pada kelamin wanita itu sendiri. Penggunaan vaginal douche secara teratur dapat mengubah keseimbangan kimiawi halus di vagina dan membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi.

Semprot vagina dapat menyebabkan bakteri baru masuk ke dalam vagina yang dapat menyebar sampai melalui rahim, leher rahim dan saluran tuba. Peneliti telah menemukan bahwa wanita yang melakukan semprot vagina secara teratur mengalami iritasi vagina dan infeksi seperti bacterial vaginosis dan peningkatan jumlah penyakit menular seksual.

Selanjutnya, penggunaan rutin semprot vagina dapat berisiko lebih tinggi secara signifikan mengembangkan penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease atau PID), yaitu suatu kondisi kronis yang dapat menyebabkan infertilitas atau bahkan kematian, jika tidak ditangani.

Bacterial vaginosis dan PID dapat menyebabkan dampak serius yang mempengaruhi pada kehamilan seperti infeksi pada bayi, masalah persalinan dan kelahiran prematur.

Untuk alasan ini, semprot vagina tidak lagi dianjurkan sebagai cara yang aman atau sehat untuk membersihkan vagina atau pun mencegah kehamilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar