PALU- Kasus yang terjadi di Kabupaten Garut (Bupati Aceng Fikri),
ternyata juga terjadi di Kabupaten Tojo Unauna. Demikian bunyi bait
pertama ‘surat cinta sang Bupati’ yang masuk ke meja redaksi Radar
Sulteng.
Surat yang memuat cerita cinta tragis yang dialami Neneng, perempuan
yang disebutkan dalam surat, termakan janji Bupati Touna Damsik
Ladjalani untuk dinikahi setelah menceraikan suaminya. Permainan api
yang diduga terjadi 2011 itu, saat keduanya masih terikat sebagai suami
dan istri, atau masih menjadi pasangan yang sah.
Hingga akhirnya Neneng harus menelan pil pahit, karena janji sang
Bupati tak terwujud, malah Bupati menikahi orang lain bukan dirinya.
Padahal, Neneng sudah resmi dinyatakan bercerai berdasarkan putusan
Pengadilan Agama (PA) Palu.
Dalam posting situs Kaskus, menceritakan hal yang sama persis dengan
surat yang masuk ke redaksi Radar Sulteng. Diceritakan dalam situs
Kaskus, Bupati Touna telah mengumbar janji-janji gombal kepada seorang
wanita yang disebutkan bernama Neneng. Apabila Neneng menceraikan
suaminya, Neneng akan dinikahi secara sah.
Setelah proses perceraian selesai, Neneng mencoba menagih janji. Namun
hal tersebut hanya tinggal janji belaka. Mimpi hidup berumah tangga
dengan sang penguasa di Kabupaten Touna akhirnya sirna. Karena
sepeninggal istrinya, Bupati Damsik, justru menikah dengan wanita lain
yang diketahui merupakan pegawai di salah satu SKPD Pemda Touna.
Bercermin pada kasus Aceng Fikri, dalam tulisan dalam situs ini
menandaskan adanya upaya agar hal ini dilaporkan kepada Mendagri sebagai
atasan tertinggi. Dengan harapan adanya hukuman yang setimpal bagi
bupati Touna.
Sementara itu, Bupati Touna H Damsik Ladjalani yang ditemui di Palu
Golden Hotel (PGH) Jumat kemarin (1/2) membantah hal tersebut.
Diakuinya, dirinya juga telah mengetahui beredarnya cerita skandal itu.
Dan bahkan ia juga mengetahui telah beredar di internet.
Bupati Damsik mengatakan, saat menjalani masa dudanya, tidak ada
wanita yang meminta dinikahinya. Demikian saat dirinya duduk di
pelaminan, semua berlangsung lancar. Tidak ada perempuan yang
mendatanginnya untuk meminta pertanggungjawaban.
‘’Kalau memang ada begitu (skandal, red) kenapa waktu saya duda tidak
ada yang kejar-kejar. Atau, waktu saya kawin, kenapa tidak ada yang
kasih rusak saya punya acara pengantin,’’tandasnya saat dikonfirmasi
terkait dugaan skandal tersebut ditemui usai Rakernas KUKMI, kemarin di
Palu.
Namun ia mengakui, memang pernah saling mengenal dengan wanita bernama
Neneng. Namun hal tersebut kilah BupatiDamsik, hanya sebatas teman yang
meminta tolong untuk dicarikan solusi terkait dengan kondisi rumah
tangganya.
Cerita Neneng kata Damsik, disambutnya dengan menyarankan untuk
mengakhiri perkawinannya dengan suami, jika tidak dapat dipertahankan
lagi.
‘’Memang pernah dia datang. Dia bercerita bagaimana rumah tangganya.
Jadi saya bilang, kalau memang rumah tanggamu sudah tidak baik, ya
cerailah,’’ungkap bupati.
Ia juga membantah adanya janji-janji untuk menikahi apabila Neneng
telah menceraikan suaminya. Ia menambahkan, jika seandainya hal tersebut
memang terjadi, tidak mesti dipaksakan. ‘’Kalau bukan jodoh mau
bagaimana? Memang saya cari istri. Sedangkan yang sudah kawin bisa
cerai,’’tutup bupati.
Berbeda dengan apa yang disampaikan Bupati Touna. Hasil investigasi
tim Radar Sulteng yang mencoba menelusuri dugaan skandal ini, menemukan
adanya kebenaran cerita ini. Dari salah seorang keluarga Neneng,
didapatkan informasi membenarkan adanya skandal Bupati Touna yang
terjadi beberapa waktu lalu. (awl)
Ahh Pak Damsyik sihh beraninya hanya sama wanita hehehe... Itu izin2 tambang dan pembangkit listrik yg bermasalah ngak berani dia cabut. Capek dehhh...
BalasHapus