Sabtu, 02 Februari 2013

Skandal Cinta Bupati Touna Mirip Aceng Fikri




PALU- Kasus yang terjadi di Kabupaten Garut (Bupati Aceng Fikri), ternyata juga terjadi di Kabupaten Tojo Unauna. Demikian bunyi bait pertama ‘surat cinta sang Bupati’  yang masuk ke meja redaksi Radar Sulteng.
Surat yang memuat cerita cinta tragis yang dialami Neneng, perempuan yang disebutkan dalam surat, termakan janji Bupati Touna Damsik Ladjalani untuk dinikahi setelah menceraikan suaminya. Permainan api yang diduga terjadi 2011 itu, saat keduanya masih terikat sebagai suami dan istri, atau masih menjadi pasangan yang sah.
Hingga akhirnya Neneng harus menelan pil pahit, karena janji sang Bupati tak terwujud, malah Bupati menikahi orang lain bukan dirinya. Padahal, Neneng sudah resmi dinyatakan bercerai berdasarkan putusan Pengadilan Agama (PA) Palu.
Kisah cinta tragis yang dialami Neneng, ternyata telah beredar luas di dunia maya. Di antaranya di situs Kaskus  (http://www.kaskus.co.id/thread/50fe67a805346a530a000010/bupati-touna-di-sulteng-meniru-sikap-bejad-aceng-fikri/).
Dalam posting situs Kaskus, menceritakan hal yang sama persis dengan surat yang masuk ke redaksi Radar Sulteng. Diceritakan dalam situs Kaskus, Bupati Touna telah mengumbar janji-janji gombal kepada seorang wanita yang disebutkan bernama Neneng. Apabila Neneng menceraikan suaminya, Neneng akan dinikahi secara sah.
Setelah proses perceraian selesai, Neneng mencoba menagih janji. Namun hal tersebut hanya tinggal janji belaka. Mimpi hidup berumah tangga dengan sang penguasa di Kabupaten Touna akhirnya sirna. Karena sepeninggal istrinya, Bupati Damsik, justru menikah dengan wanita lain yang diketahui merupakan pegawai di salah satu SKPD Pemda Touna.
Bercermin pada kasus Aceng Fikri, dalam tulisan dalam situs ini menandaskan adanya upaya agar hal ini dilaporkan kepada Mendagri sebagai atasan tertinggi. Dengan harapan adanya hukuman yang setimpal bagi bupati Touna.
Sementara itu, Bupati Touna H Damsik Ladjalani yang ditemui di Palu Golden Hotel (PGH) Jumat kemarin (1/2) membantah hal tersebut. Diakuinya, dirinya juga telah mengetahui beredarnya cerita skandal itu. Dan bahkan ia juga mengetahui telah beredar di internet.
Bupati Damsik mengatakan, saat menjalani masa dudanya, tidak ada wanita yang meminta dinikahinya. Demikian saat dirinya duduk di pelaminan, semua berlangsung lancar. Tidak ada perempuan yang mendatanginnya untuk meminta pertanggungjawaban.
‘’Kalau memang ada begitu (skandal, red) kenapa waktu saya duda tidak ada yang kejar-kejar. Atau, waktu saya kawin, kenapa tidak ada yang kasih rusak saya punya acara pengantin,’’tandasnya saat dikonfirmasi terkait dugaan skandal tersebut ditemui usai Rakernas KUKMI, kemarin di Palu.
Namun ia mengakui, memang pernah saling mengenal dengan wanita bernama Neneng. Namun hal tersebut kilah BupatiDamsik, hanya sebatas teman yang meminta tolong untuk dicarikan solusi terkait dengan kondisi rumah tangganya.
Cerita Neneng kata Damsik, disambutnya dengan menyarankan untuk mengakhiri perkawinannya dengan suami, jika tidak dapat dipertahankan lagi.
‘’Memang pernah dia datang. Dia bercerita bagaimana rumah tangganya. Jadi saya bilang, kalau memang rumah tanggamu sudah tidak baik, ya cerailah,’’ungkap bupati.
Ia juga membantah adanya janji-janji untuk menikahi apabila Neneng telah menceraikan suaminya. Ia menambahkan, jika seandainya hal tersebut memang terjadi, tidak mesti dipaksakan. ‘’Kalau bukan jodoh mau bagaimana? Memang saya cari istri. Sedangkan yang sudah kawin bisa cerai,’’tutup bupati.
Berbeda dengan apa yang disampaikan Bupati Touna. Hasil investigasi tim Radar Sulteng yang mencoba menelusuri dugaan skandal ini, menemukan adanya kebenaran cerita ini. Dari salah seorang keluarga Neneng,  didapatkan informasi membenarkan adanya skandal Bupati Touna yang terjadi beberapa waktu lalu. (awl)
Edisi Radar Sulteng
  • 11:22:57
Search
Latest Guestbook

1 komentar:

  1. Ahh Pak Damsyik sihh beraninya hanya sama wanita hehehe... Itu izin2 tambang dan pembangkit listrik yg bermasalah ngak berani dia cabut. Capek dehhh...

    BalasHapus