Kamis, 03 Januari 2013

Tinggalkan Kekasih Demi Tau Taa

Tinggalkan Kekasih Demi Tau Taa



Teman sepermainannya memanggilnya Gaya. Single kelahiran Pusungi, Ampana Tete, 18 April 1983 ini sudah hampir dua tahun ini aktif di Yayasan Merah Putih sebagai Community Orginizer (CO) di Kantor Lapangan Ampana. Dia rela tinggalkan keluarga dan orang terdekat demi berteman karib dengan komunitas Tau Taa Wana di pedalaman Bulang. Di samping memang karena berasal dari Suku Taa, dia merasa senang bisa membantu orang lain, apalagi itu sama-sama orang Taa. “Saudara-saudara saya Tau Taa Wana, layak untuk mendapatkan perhatian dari kita, khususnya pengakuan dari pemerintah daerah atas wilayah kelola mereka,” ungkapnya di sela-sela aktivitasnya di kantor lapangan YMP.
Memang setiap lima minggu sekali, semua CO turun ke lapangan untuk membuat laporan hasil pendampingannya serta merencanakan langkah-langkah selanjutnya guna mendapatkan hasil yang maksimal. Waktu dua minggu di Ampana dia maksimalkan untuk beraktivitas di luar. Saat ini dia juga memegang tugas sebagai Ketua Banaat Alkhairaat Kecamatan Ampana Tete. Sehingga mungkin hanya malam hari dia bisa maksimal bersama keluarganya.
Meskipun masih muda, dia sudah banyak memiliki pengalaman dalam berorganisasi. Mulai dari organisasi di kampus sampai dia kembali ke kota kelahirannya. Baginya jenuh kalau hanya tinggal dirumah saja. Akibat dari aktivitasnya ini, perempuan yang suka makan Beko (sagu) ini sampai harus rela didahului oleh adiknya dalam berumah tangga.
Gadis manis bernama lengkap Rugaiyah Laki ini menghabiskan masa kecilnya di pinggiran kota Ampana, tepatnya di Desa Pusungi, Kecamatan Ampana Tete, Kab. Tojo Una-una. Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) lulus di Ampana Tete, lalu melanjutkan pendidikannya di SMKN I Ampana di Desa Labuan, Ampana. Dan pada tahun 2006 mendapatkan gelar S.Sos dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Palu.
Sebelum bergelut di Yayasan Merah Putih, anak keti-ga dari lima bersaudara ini aktif di Radio Maleo FM, Ampana. Sebagai salah satu penyiar di acara Bareta Kaili saat itu dia lebih dikenal dengan panggilan “Indo Rede”. Dan suaranya amat dikenal di sekitar Ampana, apalagi bagi yang suka mendengarkan siaran radio Maleo FM setiap pukul 14.00 WITA.
Saat ditanya tentang cita-citanya yang belum terealisasi, gadis mungil ini hanya tersenyum simpul, katanya hanya ingin hidupnya ini lebih berguna untuk orang lain dan melaku-kan perubahan kearah yang lebih baik. April 2009 lalu dia sempat menjadi salah satu caleg (calon legislative) untuk Daerah Pemilihan II, Kabupaten Tojo Una-una. Namun cita-citanya masuk dalam parlemen belum terealisasi. “Mudah-mudahan 2014, rakyat memberi kepercayaan kepada saya,” tandasnya. gho
sumber: ESILO Media Aspirasi Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar